Mendiang Ratu Elizabeth II telah memimpin Kerajaan Inggris selama 70 tahun. Namun jauh sebelum itu, ada Ratu Victoria yang dikenal sebagai pemimpin kerajaan dengan masa pemerintahan paling lama, Bunda. Tak hanya menduduki takhta tertinggi dalam waktu yang sangat lama, Ratu Victoria juga menjadi pemimpin yang dicintai oleh masyarakat Inggris. Ia tercatat sebagai pemimpin Kerajaan Inggris yang ke-5.Menurut catatan sejarah, Ratu Victoria menggantikan posisi sang paman, Raja George IV yang lengser dari kursinya karena telah meninggal dunia.
Pemerintahan Ratu Victoria
Setelah sang paman meninggal dunia, Victoria naik takhta dan memerintah di usia yang sangat muda. Ia sudah menduduki kursi pemerintahan di usia 18 tahun atau tepatnya pada 1837 silam. Ratu Victoria berkuasa selam 63 tahun, Bunda. Masa pemerintahannya itulah yang dikenal sebagai Victorian age. Ada banyak perubahan drastis yang terjadi pada masa itu.
Pada awal pemerintahan Ratu Victoria, banyak anak-anak yang harus bekerja. Pada masa kepemimpinannya, anak-anak Inggris yang sebelumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja jadi lebih banyak ke sekolah. Enggak hanya itu, ketika Victoria menjadi Ratu pada tahun 1837, kebanyakan orang bepergian dengan kuda atau berjalan kaki. Namun, di masa pemerintahannya pula alat transportasi kereta api dimulai.
Ratu Victoria menikah dengan Pangeran Albert yang berasal dari Jerman. Dalam pernikahan tersebut, pasangan ini dikaruniai pengeluaran sdy sembilan orang anak.Mengutip dari Express, Mereka menikah pada tahun 1841, Bunda. Ratu Victoria juga dikenal amat mencintai sang suami dengan sepenuh hati.Selain dikenal sebagai ratu yang dicintai oleh rakyatnya, Victoria juga memiliki kisah cinta yang menarik. Baca kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.
Pada malam pernikahan mereka, Ratu Victoria menulis tentang cintanya yang begitu besar pada Pangeran Albert. Berikut tulisannya, Bunda. Pangeran Jerman. “My dearest dearest dear Albert … his excessive love & affection gave me feelings of heavenly love & happiness I never could have hoped to have felt before!”(Kesayangaku, Albert… Cinta dan kasih sayangnya yang berlebihan memberi saya perasaan cinta dan kebahagiaan surgawi yang tidak pernah saya harapkan sebelumnya!)