Indonesia bali-karangkembarestate, sebagai negara dengan kekayaan alam yang melimpah, memiliki banyak daerah yang menjadi sasaran eksploitasi tambang. Dari tambang batu bara, emas, hingga nikel, sektor tambang berperan besar dalam perekonomian Indonesia. Namun, masalah muncul ketika aktivitas tambang dilakukan di daerah adat yang dihuni oleh masyarakat lokal dengan pola hidup yang sangat bergantung pada alam.
Bagi masyarakat adat, tanah dan alam bukan sekadar sumber penghidupan, melainkan bagian dari identitas dan kearifan budaya mereka. Setiap pohon, sungai, atau gunung yang ada di sekitar mereka memiliki makna yang mendalam. Oleh karena itu, ketika perusahaan tambang masuk dan mulai mengeruk sumber daya alam tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan dan keberlanjutan budaya, itu sering dianggap sebagai ancaman besar terhadap eksistensi mereka.
Namun, banyak perusahaan tambang yang menganggap bahwa kegiatan mereka dapat memberikan manfaat ekonomi yang besar. Proyek tambang seringkali dijanjikan akan menciptakan lapangan kerja baru dan mendongkrak perekonomian daerah. Namun, kenyataannya, masyarakat adat sering kali tidak merasakan manfaat ekonomi tersebut secara langsung. Sebaliknya, mereka justru terjebak dalam kerusakan lingkungan, kesehatan yang memburuk, dan hilangnya sumber daya alam yang menjadi tumpuan hidup mereka.